Exit Jangan Lupa Klik Like Ya

Tante Mulus Pamer Tog3

Tante Evie Lagi Ngentot



foto bugil tante telanjang

tante telanjang sexy


Tante Girang Montok Mantab

Foto Tante Nakal Telanjang di Pantai

Galeri Foto Tante Olla Ramlan



Jika ditanya selebritis wanita Indonesia yang memiliki daya pemikat yang tinggi, tentu saja jawabannya Olla Ramlan. Artis yang bernama lengkap Febiolla Ramlan memang tidak asing lagi untuk di layar televisi kita. Wajahnya cantiknya selalu menghiasi layar televisi kita. Wanita kelahiran Banjarmasi ini merupakan kakak dari Chyntia Ramlan. “Olla Ramlan” mengawali debut karirnya setelah menjadi finalis ajang pemilihan Cover Girl Mode 1997 dan disitu Olla merebut juara terfavorit. Mulai dari situ karir Olla terus melonjak.

Walaupun Olla memiliki umur yang terbilang dewasa, tetapi daya sensualitas seorang Olla Ramlan sangatlah besar. Bukan hanya memiliki paras yang cantik tetapi secara proporsi badan Olla Ramlan memilik tubuh yang aduhai. Pamornya sebagai selebritis papan atas semakin melejit setelah menjadi presenter acara musik bersama Olga dan Raffi Ahmad. Tidak hanya itu saja, iklan yang dibintanginya pun lumayan banyak. 

Berikut Galeri Foto Tante Olla Ramlan (HOT) 



 


 









Janda Kembang Yang Seksi

Cerita Tante : Janda Kembang

Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.



Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialiskandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 sentidan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.
“Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

Cerita Dewasa Janda Kembang Penuh Gairah Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur. Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.
Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.
Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.
Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih.

Cerita Tante : Bercinta dengan Pamanku



Terbaring Lemas Di Sofa Ini adalah kisah lain yang terjadi antara aku dengan Oom Win (pamanku yang berusia 10 tahun lebih tua dariku dan masih menumpang di rumahku), ketika aku masih berumur 17 tahun. Sedikit latar belakang yang mendasari peristiwa ini dapat anda baca di cerita dengan judul "Penemuan Lubang Kenikmatan"

Ketika itu rumah memang sedang sepi, hanya Oom Win dan aku saja yang ada di rumah. Kedua orang tuaku sedang berlibur ke Bali dan kakak-kakakku yang sudah berkeluarga sudah pindah ke lain kota. Pembantu-Pembantu pun tidak ada karena memang saat itu hari lebaran.

Cerita Seks Dewasa Terbaru Sambil malas-malasan, aku menonton televisi sendirian karena Oom Win juga belum pulang malam itu, jadi sekalian saja menunggu Oom Win (yang katanya akan membawa temannya malam itu). Sebetulnya aku agak kesal dengan berita itu karena aku berharap Oom Win dapat melakukan kegiatan "rutin" kami yang biasa kami lakukan sejak aku berumur 16 tahun.

Bunyi bel di pintu memecah konsentrasiku pada acara televisi, dan aku pun sudah menebak bahwa itu pasti Oom Win beserta temannya yang ada di luar pintu.

"Malam, Oom"

"Malam Anna, ini kenalkan teman Oom Adeel"

Teman Oom Win ternyata adalah seorang keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yang notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap, dadanya bidang dan perawakannya yang lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.

"Anna, Adeel ini jago pijat lho"

"Anna kagak capek kok Oom, jadi kagak usah dipijat" sahutku sambil memasang tampang kesal di depan kedua orang itu.

"Anna, kamu jangan gitu dong sama teman Oom. Dia sengaja Oom undang malam ini untuk memijatmu karena Adeel bukan pemijat biasa, dia ahli kecantikan"

Setelah mendengar kata-kata kecantikan yang ternyata cukup ampuh untuk mengubah pikiranku, aku pun setuju untuk dipijat oleh Adeel.

"Adeel, kamu mandi dulu deh setelah itu giliranku"

Dan selama Adeel mandi, Oom Win menerangkan kepadaku bahwa Adeel adalah seorang pemijat professional yang dapat mempercantik pasien-pasien nya, dan kepiawaiannya telah banyak terbukti.

"Ok deh, Oom. Anna mau dipijat oleh Adeel dengan syarat nanti malam Oom mau melakukan kegiatan "rutin" kita"

"Iya, Anna, Oom janji"

Setelah selesai mandi, Adeel hanya mengenakan celana training sambil bertelanjang dada.

"Adeel, kamu mulai saja pijatnya. Aku mandi dulu," kata Oom Win.

Dengan tampang masih kesal aku pun menuju ke kamar Oom win yang ternyata telah secara diam-diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar itu telah dilengkapi dengan lilin-lilin yang ditata rapi berjajar diseluruh dinding ruangan; tidak lupa juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.

Lumayan juga selera Oom Win, begitu pikirku. Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit terbuka karena memang tidak ada orang lain lagi di rumah itu yang akan menganggu kegiatan kami. Adeel merengkuh pinggangku sambil menuntunku ke tempat tidur Oom Win yang cukup lebar.

"Anna, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau kamu tidak keberatan, saya akan pijat kamu dalam keadaan bugil"

Adeel pun meninggalkan aku memberi aku waktu untuk bersiap-bersiap sementara dia menunggu di luar kamar Oom Win. Dengan perasaan heran tapi demi memenuhi janji Oom Win dan membayangkan bahwa aku akan mendapat kepuasan dari Oom Win malam ini, aku pun cuek saja dan langsung melepaskan semua pakaianku dan mengambil handuk untuk menutupi bagian pinggulku ketika berbaring tengkurap.

Karena menunggu Adeel terlalu lama, aku pun tertidur (karena suasana ruangan yang gelap temaram itu juga mendukung kantukku).

Setelah Adeel memijatku beberapa lama, tenyata tanpa kusadari Oom win yang setelah selesai mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di kursi sambil melihat Adeel yang sedang memijatku. Ketika aku terbangun, kurasakan lembutnya tangan Adeel memijat-memijat kepalaku dan memang kuakui pijatannya professional sekali. Minyak yang digunakannya juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.

Adeel mengatur posisi tubuhku yang tengkurap sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah samping. Setelah memijat kepalaku, Adeel pun memijat leherku dan beranjak ke tanganku yang dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak beberapa lama, konsentrasinya beralih ke bagian samping tubuhku yang memang menantang karena tanganku terentang ke samping. Pertama-Pertama dituangkan nya minyak ke bagian samping bahuku sehingga cairan yang dingin menuruni susuku menuju kea rah putingnya memang membuatku tersentak. Karena licinnya minyak itu, kadang-kadang tangannya mengena pentilku, dan itu membuatku semakin terangsang.

Setelah selesai dengan pungguku, Adeel pun beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-pelan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya handuk yang menutupi bagian pinggulku, aku pun mengalami rangsangan yang terasa sangat erotis, mungkin karena dengan begitu aku bisa memamerkan memekku ke orang yang baru kukenal. Pijitannya di pahaku dilakukannya tanpa menyentuh memekku yang sudah mulai basah itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.

Tetapi hal yang tak kusangka-kusangka terjadi ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan minyak ke belahan pantatku, otomatis aku menggelinjang dan meregangkan selangkanganku. Sebelum aku sempat untuk berpikir lebih jauh, Kedua tangannya yang bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua memekku dan memijat-memijat nya. Kedua tangannya masuk lebih dalam untuk memijat perutku sehingga otomatis pergelangan tangannya yang memang penuh minyak itu mengurut-mengurut memekku dan kelentitku. Perasaan yang kurasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan memekku seperti diusap-diusap.

Pelan namun pasti, Adeel membalikkan badanku, dan langsung saja tangannya menuju ke payudaraku dengan pentil-pentil nya yang sudah mencuat tanda aku memang sudah terangsang hebat. Gerakan tangannya yang berputar-berputar itu ternyata tidak menyentuh pentilku sama sekali, dan itu membuatku semakin memajukan dadaku ke arahnya berharap agar Adeel segera menyentil puncaknya yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Adeel pun tersenyum karena aku yakin bahwa dia pun tahu kalau aku ingin pentilku disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jari nya, Adeel meletakkan telapak tangannya yang sudah licin itu tepat diatas kedua pentilku.

Dengan gerakan memutar-memutar, Adeel "memijit" pentilku, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan susuku. Dengan berakhirnya gerakan itu pula aku melepaskan eranganku yang pertama tanda aku mencapai orgasmku yang pertama. Bukannya menghentikannya, Adeel malahan menyentil-menyentil pentilku dengan ujung-ujung jarinya, dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Adeel memasang alat perangsang berbentuk lingkaran di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat membuatku terangsang terus-menerus terlebih ketika aku bergerak-bergerak, terasa alat yang seperti cincin itu memberikan kegelian yang sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak itu tetap mencuat keras.

Pelan namun pasti, pijatannya beralih kea rah perutku dan Adeel mulai menjilat-menjilat pusarku yang ternyata amat merangsang birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat mengalir melalui memekku yang pasti telah berkilat-berkilat karena banyaknya lendir yang keluar. Lama kelamaan, pijatannya turun ke bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar, dan gerakan itu menambah banyaknya cairan yang keluar sampai akhirnya aku mencapai orgasme yang kedua. Betapa hebatnya pijatan-pijatan Adeel ini yang ternyata tanpa disetubuhi pun aku bisa mendapatkan orgasme sampe dua kali.

Ketika aku belum reda dengan orgasmeku yang kedua kalinya, Adeel membuka selangkanganku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir memekku dengan tangan kirinya. Kemudian dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), dia mulai menepuk-menepuk pussyku yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali "tamparan" nya mengenai bibirku yang sudah basah itu, aku tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan aku mendapatkan sensasi yang luar biasa di rondeku yang ketiga. Aku orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai memekku dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan pantatku.

Kemudian Adeel memasangkan suatu alat yang aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan penis buatan yang berukuran sedang dengan permukaannya yang dipenuhi tonjolan-tonjolan yang tidak sama besarnya maupun tingginya. Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat pinggang dengan celana dalam yang dilengkapi dengan penis mencuat kea rah dalam. Setelah agak reda, Adeel memberiku segelas air putih sambil menunggu sampai aku agak tenang kembali, dan pelan-pelan memasukkan penis itu ke dalam lubang memekku dan memasangkan strap-strapnya ke pinggangku. Adeel juga mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal sehingga penis itu yang telah dilumuri lubricant, dapat dengan mudah masuk ke lubang memekku.

Alat yang aneh itu ternyata memiliki remote control yang tidak terhubung dengan kabel sehingga tidak merepotkan pemakainya. Setelah dirasanya cukup siap, Adeel melebarkan kakiku dengan memekku yang telah tertancap penis palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di remote control yang ternyata menyebabkan alat itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-seakan menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka seluruh dinding rahimku kegelian.

"Argh, argh, hmph hmph.."

"Enak kan, Anna?"

"Oh, alat biadab, oh, oh, oh"

Di tengah-tengah permainan itu, Adeel menambah getaran-getaran kecil di alat itu sehingga aku merasa melambung dibuatnya. Alat itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa disemprot-disemprot oleh cairan yang seolah-seolah terasa seperti cairan air mani.

"Oh, oh, Adeel, Anna sudah mau keluar"

Dan seketika itu Adeel menghentikan alat itu, dan tampak sekali di wajahku rasa kecewa yang amat sangat.

"Please Adeel, Anna mau, Anna nggak tahan Adeel, gerak-gerak in lagi Adeel"

Bukannya menurutiku, Adeel hanya senyum-senyum sendiri melihatku, dan aku pun tidak tahan akhirnya hanya memegang-memegang kelentitku saja. Tiba-Tiba Adeel mengulurkan tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.

"Aku akan turuti permintaanmu jika kamu mau melakukan syaratnya"

"Please, Adeel apa aja akan aku lakuin"

"Kamu harus berjalan-berjalan di luar kamar ini dengan alat itu"

"Siapa takut, tapi please Adeel, sudah tanggung tadi"

Karena cincin yang masih terpasang di pentil-pentil ku bergoyang-bergoyang setiap kali aku bergerak, maka aku pun mulai terangsang lagi. Kemudian aku pun melangkah keluar kamar dan mulai berjalan-berjalan. Tiba-Tiba kurasakan alat itu kembali beroperasi mengorek-mengorek isi rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena sensasi yang kurasakan lebih hebat dengan posisi tubuhku yang berubah-berubah dan kedua kaki ku yang tetap kupaksakan melangkah menambah rangsangan di kelentitku dan memekku.

"Adeel, Anna tidak kuat berjalan lagi, oh please" sambil berjalan terseok-terseok aku pun merintih-merintih.

"Ayo kamu teruskan atau alat itu kuhentikan"

Akhirnya aku hanya dapat menuruti kemauan Adeel untuk terus berjalan-berjalan dengan alat yang semakin dasyat mengorek-mengorek rahimku dengan tonjolan-tonjolan nya itu. Ketika aku mencapai orgasmeku, Aku pun terjatuh lemas di sofa.

Kemudian, Adeel menghentikan alat itu tepat ketika aku mencapai orgasmeku dan dengan hati-hati dia membereskan alat itu melepaskan nya dari pinggangku. Aku pun terkulai lemah untuk beberapa saat sebelum Adeel akhirnya membopongku ke dalam kamar Oom Win dan merentangkan kedua pahaku untuk siap dimainkan oleh penis asli milik Oom Win yang sudah berdiri tegak mencuat itu.

"Thank you banget, Adeel, aku sangat menikmati permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang," kata Oom Sam sambil memberi Adeel sejumlah uang.

"Oom, Anna sudah nggak kuat lagi Oom," dengan tampangku yang sudah pasrah demi melihat kemaluan Oom Win yang sudah berdiri.

"Oom hanya memenuhi janji Oom, Anna"

Malam itu, akhirnya aku tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan Oom Win dari berbagai posisi. Keesokan harinya, aku terbangun dengan posisiku yang mengangkang lebar menantang.

Cerita Tante : Buasnya 2 Mantan Ku



Sepulang sekolah kurasakan suasana yang sepi di rumahku. Satu persatu nomor telepon teman kusambung dan tiada yang ada di rumah. Sesaat kucoba telepon mantan pacarku, ternyata ada, dan kucoba satunya lagi dan ternyata juga ada. Kuajak mereka janjian ke rumahku.

Sejam telah berlalu. Mereka berdua akhirnya datang. Suasana sepi rumah hilang. Akhirnya kami saling bercanda. Rian dan Anto adalah mantanku dan kami awalnya teman yang cukup akrab dan suka berkumpul bersama. Sebenarnya masih ada perasaan suka di hatiku terhadap mereka. Rasanya kurindu akan suasana dulu. Kami mulai bercanda dan duduk bersamaan. Rian memang mantanku yang agresif. Terkadang ia memegang tanganku dan juga merangkulku. Anto melihat reaksi Rian tampaknya ia tak mau kalah. Hal yang sama pun ia lakukan.

Mungkin karena mereka mantanku maka aku tidak canggung. Sebenarnya aku menyukai sentuhan-sentuhan mereka. Tahap demi tahap kejadian pun terlewati. Kadang aku dipeluk Rian dan kadang aku dipelukan Anto. Aku pun tak mau kalah, kebetulan Anto saat itu diam dan kupeluk ia dari belakang. "Rin, itu kamu empuk ya," sahut Anto sambil menggoyangkan punggungnya yang tertempel dadaku sehingga bergesekan. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku, dan membuatku terdiam sesaat. Kemudian,
"Masa, sori Nto.. tapi enak ya," ucapku sambil bercanda.
"Kayak gitu nggak enak, yang enak kayak ini," perlahan Rian menarikku dan perlahan kulepaskan Anto.
Rian memelukku, tangannya kurasakan menyentuh dadaku dan mengusap-usapnya lalu meremas-remas.

Sesaat kuterdiam menahan nafas dan agak terkaget dengan sentuhan Rian. Kurasakan putingku mengeras dan menegang membuat aliran darahku terangsang keseluruh tubuh. Rasanya nyilu dan nikmat membuat seluruh tubuhku merinding dan lemas. Perlahan mengalir ketonjolan didekat saluran kencingku. Kemudian kurasakan bibir vagina dan anusku berdenyut-denyut. Kusadari aku terangsang. Untung Rian tak menyentuh selangkanganku. "Udah yan, lepasin tangannya dong!" ucapku sambil kedua tanganku melepaskan kedua tangan Rian dari dadaku. Walaupun sebenarnya kusuka, tapi kutolak karena aku terangsang. Kurasakan sebuah bibir mencium kupingku. Mataku melirik ke arah wajah tersebut dan kulihat sekilas wajah Anto. Sesaat kuterdiam kembali. Nikmat di dalam darahku mengalir kembali. Bibir Anto kemudian melumat daun telingaku. Kurasakan nikmat dan lembut mulut Anto dan membuatku tidak dapat mengelak dan menolak. Perlahan lidah Anto menjulur masuk ke lubang telingaku. "Aaahh.." hanya itu yang bisa kuucapkan. Daguku terangkat tinggi. Kurasakan putingku mengeras dan menegang menjadi sensitif. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku.

Tampaknya Rian tak mau kalah. Segera tangannya meremas-remas dadaku. Perlahan kurasakan mulut Rian melumat bibirku. Lidahnya menjilati semua yang ada di mulutku. Aku hanya bisa terdiam tak bergerak, kurasakan pikiranku melayang jauh. Birahiku mengalir di dalam darahku. Tubuhku semakin sensitif dan haus akan sentuhan. Terlintas di pikiranku berharap mendapatkan yang lebih lagi. Kurasakan buaian tangan Anto di pahaku sehingga membuat daerah sensitif di selangkanganku semakin menjadi. Kurasakan rokku perlahan diangkat Anto. Tangannya mengelus-elus pahaku dari daerah paha luar, dalam dan sampai di belahan selangkanganku.

Terlintas di pikiranku bahaya bila pembantuku melihat kejadian ini. Perlahan kulepaskan bibirku dari bibir Rian. Dengan suara yang tegang dan gemetar akhirnya dapat kuucapkan,
"Udah dong..! Jangan ya, nanti pembantuku ngeliat."
Akhirnya mereka berhenti.
"Sorry ya Rin, aku kangen ama kamu," ucap Anto.
"Aku juga, maaf ya.. abis tubuh kamu bagus nggak kayak pacar gua sekarang," sahut Rian sambil salah satu tangannya mengelus dadaku.
"Nggak apa-apa aku juga, kita ke atas yuk!" ucapku.
Lalu kami bergegas pindah ke atas.

Selesai naik tangga ternyata Rian langsung memelukku sambil berjalan. Kedua tangannya menggerayangi buah dadaku. Kurasakan putingku menegang nyilu yang nikmat. Birahi mengalir dalam darahku membuatku terangsang. Kemudian kami bertiga duduk. Dan tak lama kemudian tubuhku kali ini dirangkul oleh Anto. Tangannya mengelus dan meraba pahaku, kemudian perlahan menyusup di rokku. Tak lama kemudian celana dalamku yang membentuk belahan kemaluanku terlihat jelas. Tangannya bergerak dari bagian paha luar, dalam, dan selangkanganku. Terasa bibir vaginaku berdenyut dan sensitif. Sebenarnya tanpa mereka sadari aku sedang menikmati kejadian ini dan aku terangsang. Aku berusaha menyembunyikan perasaan ini.

"Rina.. Paha kamu mulus.. putih.. kulit kamu lembut ya," sahut Anto dengan kedua tangan yang menikmati tubuhku. Sesaat kemudian kurasakan tangan Rian mendekap salah satu buah dadaku yang sedang terangsang. Sesaat nafasku tertahan kemudian batinku terdiam. Kurasakan nikmat di dadaku. Putingku sedang dialiri darah birahi. Perlahan daguku terangkat tinggi. Akhirnya nafasku berburu.

Tampaknya Rian dan Anto tahu bila aku terangsang. Tanpa basa basi lagi mereka melakukan permainan selanjutnya. Perlahan tangan Rian yang mendekap dadaku turun dan menyusup kaosku. Kurasakan tangan Rian menyentuh kulit perutku dan menyusup sampai mendekap dadaku yang tertutup BH dan kemudian meremas-remas. Daguku terangkat tinggi. Kemudian bibir Rian kurasakan mengecup dan mencuimi leherku. Mataku terpejam dan kugigit lembut bibir bawahku.

"Oouuhh.." dengan pelan desahan itu keluar dari mulutku. Semakin kukeluarkan suara dari mulut maka semakin mereka menjadi. Kurasakan tali BH-ku terlepas dan BH-ku mengendor. Entah siapa yang melakukannya. Kurasakan tangan Rian mendekap dadaku secara langsung. "Aahh," kurasakan. Dadaku diremas-remas lagi dan kemudian kedua putingku dimainkan oleh Rian. Nikmatnya!

Perlahan BH dan kaosku diangkat. Udara pun menyentuh putingku langsung dan merangsang tubuhku. Celana dalamku dibuka Anto. Kaos dan BH-ku dilepas Rian. Rokku tidak ketinggalan. Pakaian yang menyelimuti tubuhku berserakan entah berada dimana.

Akhirnya tiada sehelai kainpun di tubuh ini. Semakin tubuhku polos semakin buaian udara merangsang tubuhku. Rasanya tubuh ini ingin dinikmati. Perlahan tangan Anto membuat kakiku mengangkang lebar. Rasanya buaian angin merangsang paha dalam dan daerah kemaluanku dan membuatku berharap untuk mendapatkan kenikmatan. Kurasakan bibir Anto menyentuh dan mengecup bibir vaginaku. Daguku terus terangkat tinggi dan dadaku reflek membusung seakan menyodorkan diri. Kurasakan seperti ada setrum yang mengalir dari bibir vagina ke seluruh tubuh.

"Oouuhh.." dengan panjang kuucapkan. Kurasakan tangan Rian meremas dadaku dan memainkan putingku. Ah, dua titik sensitifku terangsang. Dengan reflek dadaku kubusungkan sesampai-sampainya. Tampaknya Rian tidak diam melihatku begini. Segera ia menghisap salah satu putingku lagi. Ah, sekarang ketiga titik sensitifku terangsang. Kurasakan jari-jari Anto perlahan masuk ke liang vaginaku. Lalu keluar lagi dan akhirnya keluar masuk dengan cepat dan serakah. Kurasakan birahiku melayang dan terangsang membuatku pasrah dan menikmati cara mereka yang sedang menikmati tubuhku. Kuarasakan kemaluanku basah. Anusku juga terkena air yang mengalir. Tampaknya Anto mengetahui hal ini. Perlahan salah satu jarinya masuk ke anusku. Semakin lama anusku licin dan jari Anto dapat keluar masuk mudah. Akhirnya jari-jari Anto keluar masuk dikedua liang tubuhku. Nikmat kurasakan dan entah mengapa semakin kusodorkan kedua liangku ke arahnya. Bibir Anto menikmati daerah pinggang dan perutku. Aah, seperti listrik mengalir dalam darahku dan juga daerah daerah tubuhku yang mereka sentuh.

Akhirnya kuterbaring dan kulihat Anto melepaskan celananya. Kulihat miliknya terhunus dan ia tujukan ke liang vaginaku. Kurasakan sentuhan miliknya di bibir vaginaku. Perlahan-lahan masuk. Dagu dan dadaku terangkat tinggi. "Aaahh.." kuucapkan sambil akhirnya milik Anto menancap dalam di liang vaginaku. Kemudian ia keluar-masukkan. Kurasakan gesekan milik Anto keluar masuk. Nikmat rasanya sampai-sampai anusku berdenyut-denyut. Mataku setengah terpejam dan kadang-kadang tubuhku goyang karena tak tahan merasakan nikmat. Sekilas terlihat Rian melepaskan celananya. Kulihat miliknya lalu ia tempelkan ke mulutku. Kurasakan di bibirku dan tampaknya aku menyukainya. Perlahan miliknya dimasukkan ke dalam mulutku. Entah mengapa mulutku terangsang. Lalu kudekap milik Rian dengan tanganku. Kuayun-ayunkan dan kuhisap dengan mulutku. Kurasakan seluk beluknya dan kunikmati dengan lidah dan mulutku. Kujilat, kuhisap, kutelan dan seterusnya.

Beberapa saat kemudian kurubah posisiku jadi mengungging. Dengan begini mulutku dapat menikmati milik Rian yang terhunus. Perlahan kurasakan kenikmatan yang berbeda. Milik Anto perlahan ia cabut dari liang vaginaku dan kemudian ia hunuskan ke anusku yang kurasakan berdenyut-denyut nikmat. Perlahan ia masukkan ke anusku yang sudah terangsang, basah dan longgar karena jemarinya. Akhirnya tertancap dalam dan ia keluar masukkan dengan pelan. Karena sudah licin maka ia keluar-masukkan dengan cepat dan akhirnya menyembur cairan di liang anusku.

"Ouuhh.." kuucapkan sambil menikmati semburan yang Anto keluarkan. Setelah itu Anto mendiamkan miliknya diam tertancap. Sesaat kemudian ia mainkan lagi. Anusku sangat licin karena cairannya. Kadang ia keluarkan dulu dan kemudian dia tancapkan lagi. Tampaknya ia sengaja. Karena setiap tancapan aku mendesah karena merasakan nikmat.

Beberapa saat kemudian kurasakan banyak cairan yang menyembur dari milik Rian. Karena kubenar-benar terangsang maka kurasakan nikmat. Lalu kutelan dan entah mengapa malah membuatku tambah terangsang. Setelah habis kulepaskan hisapanku. Rian terdiam. Anto menarik pundakku. Sehingga ia dapat memelukku dari belakang. Tangannya meraba-raba dadaku.

Kurasakan ia berdiri dan aku tergantung di miliknya yang menancap. Kulihat Rian menghampiriku lagi. Kurasakan miliknya ia tancapkan ke liang vaginaku. Ah, aku diapit. Kurasakan kedua liangku mereka masuki. Dan akhirnya kami sama-sama sampai puncak dan puas.

Suasana rumah yang sepi sangat merangsang kami. Kemudian aku ajak mereka ke kamarku. Di sana tubuhku mereka nikmati lagi dan lagi. Aku pun menikmatinya juga. Karena gairah kami yang tinggi maka kami lakukan berulang-ulang. Sampai disaat kuhisap milik mereka dan tiada cairan yang mereka keluarkan di mulutku dan liangku. Kurasakan tak ada semburan.

Karena sudah malam akhirnya kami jalan keluar bertiga. Kami jalan-jalan dengan mobilku yang kaca filmnya hampir 100%. Kami main di utara Jakarta. Kemudian kami buat mobil goyang sampai jam 04:00 pagi. Tentu kami melakukan istirahat. Dan kami keluar dan balik jam 04:00 lebih. Tampaknya gairah seumur kami memang fit. Anto dan Rian bergiliran menyetir. Dan diperjalanan tiada sehelai kainpun di tubuhku. Kondisi kaca mobil yang memungkinkan sehingga selepas dari mojok aku pun masih bercinta dengan mereka. Sampai-sampai penjaga karcis pun tidak melihat tubuh polosku. Diperjalanan aku duduk di belakang dan mereka bergiliran bercinta denganku. Mungkin karena tubuhku yang lebih unggul dari cewek-cewek lain jadi mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yang jarang ini. Dan mereka terus menikmati tubuhku.

Tante HOT Nampang di Facebook

Emang Janda yang H0T

Tante Mita Lagi Tidur